Status Kesehatan Gigi Dan Mulut Pada Masyarakat Yang Mempunyai Kebiasaan Menginang
DOI:
https://doi.org/10.31965/dtj.v1i2.447Keywords:
Status Kesehatan Gigi dan MulutAbstract
Abstract: Dental and oral health status in people who have the habit of eating betel and areca nut. The habit of betel chewing has been known by the people of Indonesia since the 6th century AD and carried on for generations, one of which is in the Oesusu Village, Takari District, Kupang Regency. The betel chewing community believes that betel nut gives pleasure benefits such as smoking, can eliminate bad breath, and believes that this activity can strengthen teeth. The purpose of this study was to determine the dental and oral health status of people who have the habit of hosting in RW 03 Oesusu Village, Takari District, Kupang Regency. This research uses descriptive research method. Sampling with a total sampling technique 62 people who are in RW 03 Oesusu Village, Takari District, Kupang Regency. This research measuring instrument uses a dental and oral health status check format namely DMF-T, OHI-S, and CPITN. The results showed that in Oesusu Village which had a habit of chewing betel nut, the condition of his teeth overcame well. As a whole the community in RW 03 repairs damage to the teeth such as the presence of dental caries, teeth that are no longer intact, black teeth, and missing teeth. The results of the study showed that the dental and oral health status of RW 03 Oesusu Village, Takari Subdistrict, Kupang District DMFT was included as a medium criteria, OHI-S was included as a poor criterion and CPITN contained a lot of tartar. The conclusions of this study indicate that community RW 03 Oesusu village. So caring for teeth is important if betel nut chewers do not involve dental health. Chewing betel nut also adversely affects dental caries because the pain is not felt. Allows the habit of chewing betel betel betel more prefer the whiting because it can cause thicker on the gums and if leftover time can be corrected dental and mouth disease.
Abstrak: Status Kesehatan Gigi Dan Mulut Pada Masyarakat Yang Mempunyai Kebiasaan Menginang. Kebiasaan mengunyah sirih sudah dikenal oleh masyarakat Indonesia sejak abad ke-6 masehi dan dilakukan secara turun – temurun, salah satunya di Desa Oesusu Kecamatan Takari Kabupaten Kupang. Masyarakat pengunyah sirih mempercayai bahwa sirih pinang memberikan manfaat kenikmatan seperti orang merokok, dapat menghilangkan bau nafas, dan mempercayai bahwa aktifitas ini dapat memperkuat gigi. Tujuan penelitian untuk mengetahui status kesehatan gigi dan mulut pada masyarakat yang mempunyai kebiasaan menginang di RW 03 Desa Oesusu Kecamatan Takari, Kabupaten Kupang. Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif. Pengambilan sampel dengan teknik total sampling berjumlah 62 orang yang berada di RW 03 Desa Oesusu Kecamatan Takari, Kabupaten Kupang. Alat ukur penelitian ini menggunakan format pemeriksaan status kesehatan gigi dan mulut yaitu DMF-T, OHI-S dan CPITN. Hasil penelitian menunjukkan bahwa di Desa Oesusu yang memiliki kebiasaan mengunyah sirih pinang, kondisi giginya tidaklah bagus. Secara keseluruhan masyarakat di RW 03 mengalami kerusakan pada gigi seperti adanya karies gigi, gigi yang tidak utuh lagi, gigi yang berwarna hitam dan gigi yang tanggal. Hasil Penelitian menunjukkan bahwa status kesehatan gigi dan mulut masyarakat RW 03 Desa Oesusu Kecamatan Takari Kabupaten Kupang DMFT termasuk kriteria sedang, OHI-S termasuk kriteria buruk dan CPITN terdapat banyaknya karang gigi. Simpulan penelitian ini menunjukkan bahwa masyarakat RW 03 Desa Oesusu Kurang dalam merawat kesehatan gigi dan memicu adanya kerusakan pada gigi. Jadi merawat gigi adalah penting jika pengunyah sirih pinang tanpa mengganggu kesehatan gigi. Mengunyah sirih pinang juga berpengaruh buruk terhadap karies gigi karena rasa sakitnya tidak terasa. Sehingga kebiasaan mengunyah siirih pinang sebainkya dikurangi terutama kapur sirih karena dapat menyebabkan terjadinya tebal pada gusi dan bila dibiarkan lama kelamaan dapat mengakibatkan penyakit gigi dan mulut.
References
Avinaninasia. (2011). Sirih Pinang Budaya yang Mengancam Kesehatan, (online), available:http//avinaninasia.Wordpress.com/2011/09/14/sirih-pinang-budaya-yang-mengancam-kesehatan/,17Januari 2017.
Chatrchaiwiwatana, S. (2006). Dental caries and periodontitis associated with betel quid chewing: analysis of two data sets. J Med Assoc Thai, 89(7), 1004-1011.
Dondy. (2009). Kebiasaan Menyirih terhadap Jaringan Periodontal, (online), available: http://drgdondy.blongpot.com/2009 03 01 archive.html 17 januari 2017.
Fernando, E. (2011). Analisis Kandungan Nikotin Pada Tembakau (Nicotiana tabacum) Yang Digunakan sebagai Tembakau Kunyah dan Karakteristik Masyarakat Penggunanya Di Desa Rumah Gerat Kecamatan Biru-Biru Kabupaten Deli Serdang. Skripsi. Medan: Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Sumatera Utara.
Pratiwi, D. (2007). Gigi sehat. Jakarta: Kompas.
Putri, H, M, Herijulianti, E, Nurjannah N. (2010). Pencegahan Penyakit Gigi dan Mulut Guna Meningkatkan Kualitas Hidup. Yogyakarta.
Rooney, F.D. (1995). Betel chewing in South East Asia. Peper was prepared for the centre National de la Recherce Scientifigue. Lyon, France
Sriyono. (2009). Pencegahan Penyakit Gigi dan Mulut Guna Meningkatkan Kualitas Hidup. Yogyakarta
Downloads
Published
How to Cite
Issue
Section
License
Copyright (c) 2019 Dental Therapist Journal
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.