Motivasi Berobat Gigi pada Pasien yang Berkunjung ke Poli Gigi

Authors

  • Yohanes Audes Toni Werang Jurusan Kesehatan Gigi, Poltekkes Kemenkes Kupang
  • Manginar Sidabutar Jurusan Kesehatan Gigi, Poltekkes Kemenkes Kupang
  • Apri Adiari Manu Jurusan Kesehatan Gigi, Poltekkes Kemenkes Kupang
  • Ratih Variani Jurusan Kesehatan Gigi, Poltekkes Kemenkes Kupang

DOI:

https://doi.org/10.31965/dtj.v1i2.448

Keywords:

Motivasi, Poli Gigi

Abstract

Abstract: Motivation for dental treatment in patients visiting dental poly. Motivation is an impulse arising from within or from outside a person or individual that causes the person or individual to want to do something activity to achieve the goal. Motivation is also said to be an incentive to give strength in taking action for self-interest as we know it around us, most people are not aware that it is important to take care of health, especially dental and oral health, especially when they have to go to a health center or other health services. From the results of research at the Tarus Public Health Center in Kupang Tengah Subdistrict, Kupang Regency, there are several motivational criteria, namely intrinsic motivation, extrinsic motivation and a combination of intrinsic motivation and extrinsic motivation which results in dental treatment motivation of patients visiting the Tarus Public Health Center Dental Clinic in Kupang Tengah District, Kupang Regency. Where this motivation is drawn based on the percentage shown in the diagram. Intrinsic motivation is 90% and extrinsic motivation is 73%. And the motivation for dental treatment is 77%. Other extrinsic motivational factors that support the treatment of patients in the Dental Clinic of Tarus Public Health Center, Kupang Tengah District, Kupang Regency include supporting facilities, as well as the presence of dentists who are very instrumental in making decisions in diagnosing and curative, rehabilitative measures. As for health insurance such as BPJS, KIS, ASKES, National Health Insurance (JKN), thus supporting patient motivation for treatment, especially teeth and mouth.

Abstrak: Motivasi Berobat Gigi pada  Pasien yang Berkunjung ke Poli Gigi. Motivasi merupakan suatu dorongan yang timbul dari dalam diri maupun dari luar diri seseorang atau individu yang menyebabkan orang atau idividu tersebut mau melakukan sesuatu kegiatan guna mencapai tujuan. Motivasi juga dikatakan sebagai pendorong untuk memberikan kekuatan dalam melakukan suatu tindakan untuk kepentingan diri seperti yang kita ketahui disekitar kita, sebagian besar masyarakat belum sadar bahwa pentingnya  menjaga kesehatan khususnya kesehatan gigi dan mulut, apalagi sampai harus berobat ke puskesmas  atau  pelayanan kesehatan lainya. Dari hasil penelitian di Puskesmas Tarus Kecamatan Kupang Tengah Kabupaten Kupang, ada beberapa kriteria motivasi yakni motivasi intrinsik, motivasi ekstrinsik serta gabungan dari motivasi intrinsik dan motivasi ekstrinsik dimana menghasilkan motivasi berobat gigi pasien yang berkunjung pada Poli Gigi Puskesmas Tarus Kecamatan Kupang Tengah Kabupaten Kupang. Dimana motivasi ini tergambar berdasarkan persentase yang di tunjukkan pada diagram. Motivasi intrinsik 90% dan motivasi ekstrinsik 73%.serta motivasi berobat gigi sebesar  77%. Adapun faktor pendorong motivasi ekstrinsik lainnya yang mendukung pengobatan pasien pada Poli Gigi Puskesmas Tarus Kecamatan Kupang Tengah Kabupaten Kupang di antaranya, fasilitas yang mendukung, serta keberadaan dokter gigi yang sangat berperan dalam pengambilan keputusan dalam mendiagnosa maupun tindakan kuratif, rehabilitatif. Adapun jaminan kesehatan seperti BPJS, KIS, ASKES, Jaminan Kesehatan Nasional (JKN), sehingga mendukung motivasi pasien untuk melakukan pengobatan khususnya gigi dan mulut.  

References

Depkes, R. I. (2007). Profil kesehatan 2007. Departemen Kesehatan RI.

Elida, P. (1989). Motivasi Dalam Belajar. Depdikpub, Jakarta.

Gunarsa, S. D. (1991). Psikologi praktis: anak, remaja dan keluarga. BPK Gunung Mulia.

Handoko, M. T. (1998). Klarifikasi Nilai Sebagai Pendekatan Alternatif Bagi Terapi Peningkatan Motivasi Belajar.

Poerdarminta, W.,J.,S., (1998). Kamus Latin/Indonesla. Semarang: Penerbit Kansisus

Putri, H, M, Herijulianti, E, Nurjannah N. (2010). Pencegahan Penyakit Gigi dan Mulut Guna Meningkatkan Kualitas Hidup. Yogyakarta.

Realita, A., Sukarmin, S., & Sarwanto, S. (2016). Pengembangan Modul Fisika Berbasis Sains Teknologi Masyarakat (STM) Pada Materi Fluida Statis Untuk Meningkatkan Motivasi Dan Hasil Belajar Siswa SMA Kelas X. Inkuiri, 5(3), 113-121.

Rianti, D. (2016). Hubungan Faktor Intrinsik Dan Ekstrinsik Dengan Tingkat Stres Pada Mahasiswa Univesitas Muhammadiyah Malang. Thesis. University of Muhammadiyah Malang.

Syrjälä, A. M. H., Knuuttila, M. L., & Syrjälä, L. K. (1994). Obstacles to regular dental care related to extrinsic and intrinsic motivation. Community dentistry and oral epidemiology, 22(4), 269-272. DOI: https://doi.org/10.1111/j.1600-0528.1994.tb01814.x

Uno, H. B. (2007). Teori Motivasi dan Pengukurannya, analisis di bidang Pendidikan, Jakarta: PT. Bumi aksara.

Widayatun, T. R. (1999). Ilmu Perilaku, Jakarta: CV. Sagung Seto.

Downloads

Published

2019-10-30

How to Cite

Werang , Y. A. T. ., Sidabutar , M. ., Manu, A. A., & Variani , R. . (2019). Motivasi Berobat Gigi pada Pasien yang Berkunjung ke Poli Gigi . Dental Therapist Journal, 1(2), 58–65. https://doi.org/10.31965/dtj.v1i2.448