Tingkat Stres Pada Remaja Di Lembaga Pembinaan Khusus Anak Kelas I Kupang
Keywords:
Stres, Remaja, Lembaga, PembinaanAbstract
Latar Belakang. Seseorang yang mendapatkan hukuman dan tinggal dalam Lembaga Permasyarakatan mengalami keterbatasan ruang gerak dalam pengembangan diri, mereka terpisah dari keluarga dan masyarakat. Keadan ini akan menimbulkan stres. Respon terhadap stimulus yang diterima pada setiap orangpun berbeda disebabkan karena pandangan seseorang terhadap stres, mekanisme koping individu serta berat dan ringannya stressor yang diterima. Stres diartikan sebagai ketidakseimbangan anatara tuntutan fisik atau psikologis dengan kemampuan fisi, psikologis dan sosial infividu. Stres menjadi faktor penyumbang ke-4 timbulnya penyakit pada fisik (WHO,2017) . Data Riskesdas 2018, menunjukan bahwa gangguan mental emosional seperti depresi cemas terjadi pada usia di atas 15 tahun. Penelitian Eko (2016) menyatakan tingkat stres tinggi pada remaja di lapas sebesar 32,56% dan tingkat stres yag cukup tinggi sebesar 67,74 %. Tujuan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat stres pada remaja di Lembaga pembinaan Khusus Anak (LPKA) Klas I Kupang. Metode. Jenis penelitian deskriptif dengan Teknik Non Random Sampling. Sampel dalam penelitian ini sebanyak 30 orang remaja di Lembaga pembinaan Khusus Anak (LPKA) Klas I Kupang. Data diambil menggunakan kuesioner DASS 42 (Depression Anxiety Stress Scale) data dianalisa secara univariat. Hasil Penelitian. Hasil penelitian adalah remaja dengan tingkat stres ringan sebanyak 13 orang (43,3%) dan tingkat stres sedang sebanyak 17 orang (56,7%). Kesimpulan. Sebagaian besar remaja di Lembaga pembinaan Khusus Anak (LPKA) Klas I Kupang mengalami tingkat stres sedang.
References
Ambarwati, P. D., Pinilih, S. S., & Astuti, R. T. (2019). GAMBARAN TINGKAT STRES MAHASISWA. Jurnal Keperawatan Jiwa, 5(1). https://doi.org/10.26714/jkj.5.1.2017.40-47
Choirunissa, R., Syamsiah, S., & Komala, I. R. (2020). Analisis Deteksi Dini Kesehatan jiwa Remaja di Masa Pandemi COVID-19. Repository Universitas Nasional Jakarta.
(Chaplin, 2011; Papalia, Olds & Feldman, 2009; Santrock, 2007). Lembaga Pembinaan Khusus Anak (LPKA) Jakarta.
Haerani et all (2020). Dinamika Perkembangan Remaja: Problematika dan Solusi. Jakarta: Kencana
Marlina (2012). Peradilan pidana anak di Indonesia pengembangan Konsep Diversi. Bandung: PT Refika Aditama
Nasution, R. M., Effendi, Z., & Hikayati. (2020). Pengaruh Terapi Spiritual Emotional Freedom Technique (SEFT) Terhadap Tingkat Stres Pasien Kanker Payudara. Seminar Nasional Keperawatan, 6(1), 80–85. http://conference.unsri.ac.id/index.php/SNK/article/view/1749/1024
Segarahayu, & Rizky. (2013). Pengaruh Manajemen Stres Terhadap Penurunan Tingkat Stres Pada Narapidana Wanita Di Lapas Wanita Kelas IIA Malang. Skripsi Jurusan Psikologi - Fakultas Pendidikan Psikologi UM, 0(0).
Siregar, R. H., Hasnida, Sutatminingsih, R., Saragih, J. I., & Lubis, A. J. (2020). Manajemen Stres Untuk Menurunkan Tingkat Stres Narapidana (Pelatihan Pengabdian di Lapas Kelas I Tanjung Gusta Medan). Jurnal Ilmiah Ilmu Komunikasi Communique, 2(9).
Siswati, T. I., & Abdurrohim. (2011). Masa hukuman & stres pada narapidana. Fakultas Psikologi, Universitas Islam Sultan Agung, Semarang, 4(2).
Sri Lestari (2012). Psikologi Keluarga: Penanaman nilai & penanganan konflik dalam keluarga. Yogyakarta. Kencana.
Sarafino, E.P. (2011) Health Psychology Biopsychosocial Interactions. New York: Wiley.
Santrock, W. J. (2012). Adolescence: Perkembangan Remaja. Terjemahan oleh Shinto B. Adelar & Sherly Saragih.Jakarta : Erlangga.
Sarwono, S (2011). Psikologi Remaja. Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada.
Yusuf (2015). Buku ajar Keperawatan Kesehatan Jiwa. Jakarta: Salemba Medika.