Efektifitas Bilateral Packing Pada Pemasangan Laryngeal Mask Airway Klasik Pada Pasien Dengan General Anesthesia Inhalasi
DOI:
https://doi.org/10.31965/jkp.v5i1.456Keywords:
Bilateral packing, Mencegah kegagalan bocor, Lepas dan tergigit, LMAAbstract
Introduction: The anesthesiologist found the problem in classic LMA and they modified with bilateral packing, but there is no study to see the risk factor for failure in classic LMA and LMA with bilateral packing. The purpose of this study was to identify the effectiveness of bilateral packing on classic LMA use in patients with general inhalation anesthesia at Kasih Ibu Hospital Denpasar. Method: this research is a case control with a retrospective approach which is an analytical survey study with a purposive sampling technique. The variable observed in this study was the risk of leakage, biting, regardless of classic LMA installation compared to classic LMA with bilateral packing. The data used in this study are secondary data based on observations in as many as 46 cases of patients with classic LMA with bilateral packing and classic LMA listed in the medical record. Data analysis was performed with a comparative test of group data fitted with bilateral packing and the classic LMA group with the Mann-Whitney test. Results: of the analysis showed that bilateral packing was significantly effective because there was no leakage, biting, regardless event compared to the use of classic LMA (p <0.005). Conclusion: This researcher stated that the installation of LMA with bilateral packing method is very effective to prevent failures, such as leakage, biting, regardless.
Pendahuluan: Hingga saat ini masih ditemukan adanya masalah dalam pemasangan LMA klasik sehingga dilakukan modifikasi yaitu dengan pemasangan bilateral packing, namun belum dilakukan kajian yang lebih mendalam untuk melihat faktor resiko kegagalan. Tujuan penelitian ini untuk mengidetifikasi efektivitas pemasangan bilateral packing pada penggunaan LMA klasik pada pasien dengan general anesthesia inhalasi di rumah sakit Kasih Ibu Denpasar. Metode: penelitian ini yaitu case control dengan pendekatan retrospektif yang merupakan suatu penelitian survei analitik dengan teknik purposive sampling. Variabel yang diamati dalam penelitian ini yaitu resiko kebocoran, tergigit, terlepas pada pemasangan LMA klasik dibandingkan dengan LMA klasik dengan bilateral packing. Data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data sekunder berdasarkan hasil pengamatan pada sebanyak masing-masing 46 kasus pasien dengan pemasangan LMA klasik dengan bilateral packing dan LMA klasik yang tertera pada rekam medis. Analisa data dilakukan dengan uji komparatif terhadap data kelompok yang dipasang bilateral packing dan kelompok LMA klasik dengan uji Mann-Whitney. Hasil: analisis menunjukkan bahwa pemasangan bilateral packing secara signifikan lebih efektif karena tidak ada kejadian kebocoran, tergigit, dan terlepas (p<0,005) dibandingkan dengan penggunaan LMA Klasik. Kesimpulan: Peneliti ini bahwa pemasangan LMA dengan metode bilateral packing sangat efektif yang dilakukan untuk mencegah kegagalan antara lain terlepas, bocor dan tergigit.
Downloads
References
Brimacombe J. & Dorsch. (2009). The intubating laryngeal mask airway. Can J Anaesth.
Grelson, Megan. (2013). Risk of Complications Using Laryngeal Mask Airway versus Endotracheal Tube During General Anesthesia in Pediatric Patients with Upper Respiratory. Diperoleh tanggal 15 November 2018, dari http:// www.eludamos.org/
Harahap, YS., Tavianto, D., & Surahman, E. (2016). Perbandingan Angka Keberhasilan Pemasangan Laryngeal Mask Airway (LMA) Jenis Klasik pada Usaha Pertama antara Tehnik Balon Dikempiskan dan Dikembangkan Sebagian pada Pasien Dewasa. Jurnal Anestesi Perioperatif, 4(1), 5-30.
Marsaban, HM. A., Martaria, N., Firdaus, R., & Cahyadi A. (2014). Perbandingan Kemudahan Pemasangan Laryngeal Mask Airway antara Tehnik Baku disertai Penekanan Lidah dengan Tehnik Baku. Anesthesia & Critical Care, 32(3), 178-185.
Millers. (2010). Failed tracheal intubation using a laryngoscope and intubating laryngeal mask. Can J Anesth.
Morgan. (2013). The laryngeal mask airway : a comparison between two insertion techniques. Anesth Analg.
Myatra. (2015). The laryngeal mask airway : its features, effects and role. Can J Anaesth
Notoatmodjo.S, (2010). Metodologi Penelitian Kesehatan. Penerbit Rineka Cipta. Jakarta
Patrick S., dkk. (2009). Patient response to laryngeal mask insertion after induction of anaesthesia with propofol or thiopentone. Can J Anaesth
Sugiyono. (2011). Statistik Untuk Penelitian. CV Alfabeta : Bandung
Downloads
Published
How to Cite
Issue
Section
License
Copyright (c) 2020 Jurnal Kesehatan Primer
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-NoDerivatives 4.0 International License.