Hubungan Sanitasi Lingkungan dan Kejadian Stunting di Kota Kupang
Kata Kunci:
stunting, sanitasiAbstrak
Abstrak yang disiapkan dengan baik memungkinkan pembaca untuk Stunting adalah masalah kurang gizi kronis yang disebabkan oleh kurangnya asupan gizi dalam waktu yang cukup lama, sehingga mengakibatkan gangguan pertumbuhan pada anak yakni tinggi badan anak lebih rendah atau pendek (kerdil) dari standar usianya. Hal ini terjadi karena asupan makan yang tidak sesuai dengan kebutuhan gizi. Prevalensi balita stunting di Indonesia tahun 2013 sebesar 37,2%, lebih tinggi dibandingkan tahun 2010 sebesar 35,6 %, tahun 2007 36,8%. NTT menjadi propinsi dengan prevalensi tertinggi secara nasional sebesar 58,4% tahun 2010 dan 51,7% pada tahun 2013 sedangkan tahun 2018 menurun 42,46 % tetapi prevalensi ini masih cukup tinggi dibandingkan dengan rata-rata nasional sebesar 30,8 %. Stunting di Kota Kupang tahun 2018 mencapai 3.462 (23,7%.)
Jenis penelitiannya adalah analitik obeservasional dengan pendekatan studi case control. Populasi dan sampel penelitian adalah semua keluarga di zona merah yang memiliki anak Balita usia 12-59 bulan atau 1-5 tahun. Teknik pengambilan sampel menggunakan non random sampling serta subjek kontrol dilakukan dengan cara serasi (matching) dengan jumlah kasus 30 kasus dan 30 kontrol. Data yang dikumpulkan, diolah, dan disajikan dalam bentuk tabel dan grafik serta dianalisis secara statistik dengan uji Chi Square. Hasil penelitian ada 3 factor sanitasi berhubungan dengan kejadian stunting yaitu pengelolaan sampah dengan nilai p = 0,000 dengan OR = 0,248, saluran pembuangan air limbah (SPAL) p = 0,000 OR = 0,333 dan kebiasaan cuci tangan p = 0,000 dengan OR = 0.372. Disarankan kepada ibu balita memperhatikan personal hygiene anak yaitu mencuci tangan anak,sesudah buang air besar dan setelah anak bermain.