Pengaruh Aromaterapi Lavender terhadap Pengurangan Tingkat Kecemasan pada Pasien Pra-Operasi Fraktur di Ruang Rawat Inap RSUD Wonosari:

Abstrak

Penanganan kecemasan pada pasien fraktur umumnya dilakukan dengan terapi farmakologis, tetapi memiliki risiko efek samping seperti kantuk dan ketergantungan. Aromaterapi lavender, yang mengandung linalool dan linalyl acetate, telah terbukti efektif menurunkan kecemasan melalui efek relaksasi pada sistem saraf pusat. Studi pendahuluan di RSUD Wonosari menunjukkan sebagian besar pasien fraktur mengalami kecemasan sedang hingga berat, dengan intervensi yang masih terbatas pada obat penenang. Penelitian ini bertujuan mengevaluasi pengaruh aromaterapi lavender menggunakan diffuser selama tiga hari terhadap pengurangan tingkat kecemasan pada pasien fraktur di ruang rawat inap. Penelitian ini menggunakan metode case study research dengan rancangan One Group Time Series Design pada pasien fraktur di RSUD Wonosari. Sampel diambil secara purposive sampling sebanyak 2 responden dengan instrumen APAIS untuk mengukur tingkat kecemasan sebelum dan setelah intervensi. Intervensi dilakukan tiga kali sehari menggunakan diffuser dengan dosis 5 tetes (0,25 ml dalam 100 ml air) selama 15 menit. Hasil penelitian menunjukan aromaterapi lavender efektif menurunkan kecemasan pasien fraktur secara signifikan. Skor kecemasan pada pre-test dan post-test 1 berada pada kategori kecemasan berat, sementara penurunan yang signifikan terjadi pada post-test 2 dan lebih optimal pada post-test 3 dengan kategori kecemasan menurun menjadi sedang. Penurunan kecemasan yang progresif menunjukkan intervensi aromaterapi lavender efektif bekerja secara bertahap dalam memberikan rasa tenang kepada pasien.