PENGARUH KARAKTERISTIK KELUARGA, PENGETAHUAN GIZI DAN KEBIASAAN SARAPAN PAGI TERHADAP STATUS GIZI SISWA SD NEGERI FATUKANUTU KECAMATAN AMABI OEFETO KABUPATEN KUPANG PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR

Authors

  • Regina Maria Boro Prodi Gizi poltekkes Kemenkes Kupang
  • Tobianus Hasan

Keywords:

status gizi, pengetahuan gizi ibu, kebiasaan sarapan pagi, karakteristik keluarga

Abstract

Salah satu upaya kesehatan adalah perbaikan gizi terutama di usia sekolah, khususnya pada usia 7-12 tahun. Salah satu upaya kesehatan adalah perbaikan gizi terutama di usia sekolah khususnya pada usia 7-12 tahun. Konsumsi makanan berpengaruh terhadap status gizi seseorang. Status gizi baik atau status gizi optimal terjadi bila tubuh memperoleh cukup zat-zat gizi yang digunakan secara efisien, sehingga memungkinkan pertumbuhan fisik, perkembangan otak,. Berdasarkan data Riskesdas 2013, status gizi anak 5-12 tahun NTT  menurut  indicator TB/U yang masuk kategori pendek 25,8 % dan sangat pendek 18,1 %. Sedang menurut  indikator IMT/U sangat kurus 7,8% dan kurus 11,8%. NTT merupakan propinsi yang tertinggi angka stuntingnya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan karakteristik sosial ekonomi, pengetahuan gizi  dan kebiasaan  makan pagi dengan status gizi pada anak Sekolah Dasar Negeri di Desa Fatukanutu Kecamatan Amabi Oefeto, Kabupaten Kupang. Jenis penelitian adalah observasional dengan rancangan penelitian cross sectional. Penelitian ini menggunakan teknik pengambilan sampel dilakukan dengan cara proporsional random sampling. Untuk analisis data dilakukan uji statistik menggunakan uji chi-square. Analisis data menggunakan analisis univariat, bivariat dan multivariat. Hasil penelitian menunjukan bahwa pengetahuan gizi ibu dan kebiasaan sarapan pagi memiliki pengaruh yang signifikan terhadap status gizi (IMT/U) pada siswa SD. Pengetahuan gizi ibu memiliki nilai P sebesar 0.009 dan nilai OR sebesar 7.7. Demikian halnya dengan kebiasaan sarapan pagi memiliki pengaruh yang signifikan terhadap status gizi dan kebiasaan sarapan pagi merupakan faktor risiko kurus pada siswa SD. Siswa SD yang jarang sarapan pagi akan mengalami kurus 3,4 kali lebih besar dibanding siswa yang biasa sarapan pagi. Untuk variabel lain seperti pendidikan ibu memiliki pengaruh yang tidak signifikan namun sebagai faktor risiko sedangkan variabel pendidikan ayah memiliki pengaruh yang tidak signifikan terhadap status gizi dan bukan sebagai faktor risiko kurus. Pekerjaan ayah dan pekerjaan ibu memiliki pengaruh yang tidak signifikan terhadap ststaus gizi siswa SD dan bukan merupakan faktor risiko kurus pada siswa SD. Berdasarkan hasil analisis bivariat maka variabel kandidat uji multivariat adalah pengetahuan gizi ibu dan kebiasaan sarapan pagi, karena kedua variabel ini memiliki nilai signifikansi <0,05. Hasil analisis multivariat dapat diketahui dengan melihat nilai OR yang paling tinggi. Dengan demikian variabel yang paling berpengaruh terhadap status gizi (IMT/U) adalah pengetahuan gizi ibu.

Published

2022-03-31